REFLEKSIKAN KEGIATAN YANG BIASA

>> Rabu, 17 November 2010


Sharing experience 02/Try/mksj/2010

REFLEKSIKAN KEGIATAN YANG BIASA

            Ada begitu banyak group band atau penyanyi solo carier mulai tingkat lokal (artis ibu kota) hingga level internasional. Semuanya menunjukkan keistimewaan bakat masing-masing. Bahkan tak jarang orang langsung mengetahui group band atau penyanyi dari lagu yang ia dengar. Contohnya: kalau orang mendengar syair atau lirik ini, “…Tuhan kirimkanlah aku kekasih yang baik hati…” orang langsung tau kalau itu group band The Rock bikinan Ahmad Dhani yang berkolaborasi dengan tiga pemuda Australia. Kalau orang mendengar, “…jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia meskipun kau takkan pernah kumiliki selamanya…” orang langsung tahu kalau penyanyi itu adalah Astrid; penyanyi bertubuh seksi yang nyanyi sambil jingkrat dan sesekali loncat-loncat kecil. Kalau orang mendengar, “…I know that she’s waiting for me to say forever, I know that I sometimes, just don’t know how to tell her…” orang langsung tahu kalau judul lagu itu You’re All I need yang dinyanyikan oleh group band White Lion. Dan masih banyak lagi lagu-lagu sedang ngetren sekarang, semisal Lupa-lupa Ingat, tak gendong and so on.
            Perpaduan antara suara manusia dan musik yang didengar menjadikan sebuah nyanyian enak didengarkan. Dan tak jarang orang hanyut dengan sebuah lagu tertentu atau langsung mengenang suatu kisah yang indah, suatu kisah memori yang tak terlupakan.
            Ketika saya kelas 2 SMP, saya senang mendengar bahkan terkadang menyenandungkan lagu ini, “ Mulanya biasa saja, kita saling bercanda, berbincang seadanya, semua biasa saja…tak pernah kubayangkan, akhirnya datang juga, gelisah dan rinduku, menyatu dalam mimpi…malam-malam begini…dst”. Mengapa saya tertarik dengan lagu jadul yang mungkin kebanyakan anak zaman sekarang tidak mengetahuinya? Jawabannya sangat simpel, karena syair lagu itu mengingatkan saya akan seorang gadis cantik yang memang cantik untuk dibilang cantik, yang kecantikannya telah memenjarakan hatiku. Dia yang adalah teman sejak kecil, berubah menjadi pacar ketika saya memasuki zona atau dunia ‘cinta monyet’.
            Mungkin anda yang membaca tulisan ini kemudian bertanya-tanya, kegiatan biasa apa yang ingin direfleksikan?
            Akhir Januari dan awal Februari 2010, kami sempat beberapa kali latihan kor untuk perayaan Rabu Abu di paroki St. Paskalis Cempaka Putih. Dan saat latihan itu, saya sempat merefleksikan hal ini, karena saya melihat ada sebuah nilai yang begitu mendalam di balik kegiatan ini.
            Dalam bidang seni suara, kita mengenal adanya pembagian suara menurut tinggi rendahnya. Setidaknya ada empat warna suara Sopran, Alto, Tenor, dan Bass (pembagian ini cuma empat jika kita meng-ignore Mezosopran dan Bariton). Hal yang menarik adalah: warna suara yang berbeda ini bisa dikombinasikan sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu perpaduan bunyi yang harmonis dan merdu didengar.
            Maknanya bagi saya dan yang ingin saya bagikan kepada anda adalah; kalau warna suara yang beraneka macam itu bisa dipadukan menjadi suatu paduan suara yang indah dan harmonis, mengapa keberbedaan latar belakang budaya, ras agama, suku, bahasa, etnis dan berbagai keberagaman yang ada di antara kita ini tidak bisa kita padukan dan menjadikannya suatu kekayaan atau sesuatu yang lebih berguna?
            Karena itu, malalui refleksi atas kegiatan sederhana ini, saya mau mengajak kita semua—teman-teman yang membaca tulisan kecil ini—untuk terbuka menerima segala perbedaan yang ada, yang kita jumpai dan menjadikannya suatu hal yang membangun, bukannya menghambat kita dalam bertumbuh.
            Bukankah aneka warna itulah yang membuat pelangi kelihatan semakin indah? Coba anda bayangkan jika pelangi itu hanya berwarna biru, atau merah saja, apakah kita akan melihat keindahannya? Renungkanlah ini teman-temanku, kita bisa melakukan sesuatu yang hebat dengan keunikan kita masing-masing.   

Ditulis di Bintaro, 16 Maret 2008
Rewrite, CPR 42. 12 Maret 2010
Tryles Neonnub
(membagi kisah sepanjang jalan)

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP