UNIK

>> Selasa, 18 Januari 2011


Dalam suatu kesempatan ngobrol dengan beberapa teman Misdinar, ada beberapa ketidakpuasan yang mereka lontarkan. Tidak puas dengan orang itu lah, orang ini lah, merasa ini lah, merasa itu lah, dan banyak hal yang mereka lontarkan. Saya hanya diam, mendengar dan sesekali tersenyum bisa apa yang mereka katakan itu terasa lucu dan menggelikan.
Ternyata tindakan saya ini –MENDENGAR- dianggap aneh oleh mereka. Hal itu tergambar dari protes mereka, -kok frater gak kayak frater itu sich?, kok frater diam sich? Dan beberapa protes lainnya. Padahal menurutku, mendengarkan adalah suatu tindakan yang baik. Apa jadinya kalau kita semua sama-sama bicara. Dia bicara, saya pun berbicara. Lantas, siapa yang mendengar? Semua protes mereka hanya kutanggapi dengan senyuman.
Kemudian saya mencoba menanggapi salah satu pernyataan mereka, -kok frater gak kayak frater yang itu sich? Sambil bercanda saya bilang, ‘ya jelas beda lah. Namanya aja udah beda. Masa gue disamain sama dia?.’ Saya kemudian melanjutkan, kita semua adalah pribadi yang unik. Tuhan tidak menciptakan manusia yang sama. Tak ada satu pun di antara kita yang sama. Bahkan kembar identik pun ada perbedaannya. Itu karena kita adalah pribadi yang unik.
Coba teman-teman bayangkan, seandainya kita semua itu sama. Apa yang terjadi? Seandainya saja semua orang di sini suka ngomong, cerewet, siapa mau dengar siapa? Kalau semua berbicara? Atau contoh lain. Seandainya semua orang di dunia ini adalah orang yang kaya. Apa yang terjadi? Tentu kita semua mati kelaparan. Mengapa? Karena tidak ada yang mau menjadi petani, tidak ada yang mau menanam padi atau apa saja yang akan menjadi bahan makanan. Kita akan mati kedinginan, karena tidak ada yang mau bekerja di bidang garment. Dan masih banyak akibat-akibat lainnya.
Jadi, apakah teman-teman masih mau supaya frater sama dengan frater itu? Atau frater ini? Atau orang itu? Atau orang ini? Perbedaan itu harus ada demi suatu keserasian. Perbedaan itu harus ada demi suatu pelengkap. Perbedaan harus ada agar kita saling melengkapi.
Teman-teman bisa liat, bukankah pelangi itu indah karena adanya berbagai warna yang menghiasinya? Seandainya hanya ada satu warna, -warna hijau, akankah disebut pelangi? Tentu tidak. Karena itu teman-teman, saya harap, teman-teman bisa mensyukuri ke-ADA-an teman-teman apa adanya. Artinya dengan segala kelebihan dan kekurangan. Jangan pernah merasa minder dengan kekurangan kalian, karena semua kita memiliki kekurangan. Tidak ada seorang pun yang terlahir sempurna.
Syukuri perbedaan itu sebagai suatu anugerah,
Manfaatkan perbedaan itu sebagai suatu kekayaan yang begitu besar,
Semoga kita semakin mensyukuri perbedaan kita, dan mau membagi perbedaan itu dengan mereka yang juga memiliki sesuatu yang beda. Karena kita adalah pribadi yang unik, yang membutuhkan pribadi lain yang juga unik.
                               CPR 42, 18 Januari 2011 (23.00 WIB).  By. Tryles Neonnub

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

  © Blogger template Simple n' Sweet by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP